Hari Kunjungan Perpustakaan di Padalarang

Hari Sabtu 7 November 2009 lalu, KPBA kembali berkunjung ke Kampung Belajar di desa Cipatat, Padalarang. Kunjungan yang kedua ini dalam rangka memeriahkan hari kunjungan perpustakaan. Kami sudah menyiapkan beberapa materi untuk diberikan kepada ibu-ibu dan guru-guru PAUD. Namun karena antisipasi lama tempuh perjalanan yang meleset jauh, materi yang bisa disampaikan terpaksa diberikan secara singkat saja, namun tidak menghilangkan misi yang sudah kami bawa dari Jakarta, yaitu mengajak para ibu untuk memanfaatkan buku dalam mengajarkan anak sebagai cara yang menyenangkan.

Sebuah rumah besar yang kosong sengaja dipinjam oleh Kampung Belajar sebagai tempat pelaksanaan acara. Materi dibuka dengan mencontohkan bagaimana membacakan buku kepada anak-anak yang dibawakan oleh Devina. Setelah itu berlanjut dengan diskusi seputar permasalahan yang dihadapi para ibu tersebut. Ibu Tety Elida menjelaskan lebih jauh tentang informasi apa saja yang bisa didapat dari buku. Ibu Kiswanti juga menceritakan sedikit pengalamannya dalam membangun perpustakaan miliknya yang ia mulai dengan menggunting berita-berita di koran sebagai salah satu bentuk koleksinya. Pada sesi ini Rika juga membagi pengalaman pribadinya tentang bagaimana ia dan putrinya melalui bermain dapat memancing rasa ingin tahu dan kemudian mencari jawabannya di buku.

Sebuah rumah besar yang kosong sengaja dipinjam oleh Kampung Belajar sebagai tempat pelaksanaan acara. Materi dibuka dengan mencontohkan bagaimana membacakan buku kepada anak-anak yang dibawakan oleh Devina. Setelah itu berlanjut dengan diskusi seputar permasalahan yang dihadapi para ibu tersebut. Ibu Tety Elida menjelaskan lebih jauh tentang informasi apa saja yang bisa didapat dari buku. Ibu Kiswanti juga menceritakan sedikit pengalamannya dalam membangun perpustakaan miliknya yang ia mulai dengan menggunting berita-berita di koran sebagai salah satu bentuk koleksinya. Pada sesi ini Rika juga membagi pengalaman pribadinya tentang bagaimana ia dan putrinya melalui bermain dapat memancing rasa ingin tahu dan kemudian mencari jawabannya di buku.

Setelah itu kami mengajarkan cerita Katak dan Belalang. Rupanya cerita ini bisa mengajak para ibu dan anak ikut serta memanggil hujan, sesuai tujuan kami memberi contoh cerita partisipatif. Kami kemudian melanjutkan dengan cerita gambar berjudul Burung Aneh yang dibawakan oleh Rika. Sayangnya para ibu peserta menolak untuk mencoba cerita gambar ini. Sheila kemudian mengajarkan cerita origami Kura-kura. Bentuk kura-kura yang mirip katak sempat mengecohkan para peserta yang sudah terlebih dahulu menebaknya sebagai katak. Walau begitu para peserta tetap tertarik belajar cerita origami ini. Anak-anak pun ikut tertarik pula mencobanya. Sebelum acara untuk ibu-ibu ini ditutup, kami menyerahkan sejumlah buku sumbangan dan sebuah wall hanging untuk menambah koleksi buku perpustakaan Kampung Belajar. Tepat pukul satu acara selesai. Tuan rumah menjamu kami dengan santap siang di rumah ketua RW yang berada tepatdi tengah-tengah sawah. Di rumah itu jugalah perpustakaan Kampung Belajar berada. Kami menyempatkan diri melihat perpustakaan tersebut.

Usai santap siang kami kembali ke tempat acara. Sekitar 30 anak sudah menunggu kami di sana. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Aku Suka Membaca. Supaya anak-anak bisa langsung mengikuti, kami menuliskan teksnya di sebuah papan tulis yang sudah disiapkan. Pertama-tama ibu Tety membawakan cerita Katak dan Belalang. Ia juga meminta salah satu anak untuk berperan sebagai Belalang lalu memintanya mengajak kawan-kawannya untuk memanggil hujan. Anak-anak pun mengikuti si Katak dan Belalang bersama-sama memanggil hujan sampai kemudian terdengar gemuruh tanda hujan akan turun. Tak lama hujan turun dan kami mengajak anak-anak menepuk-nepukkan pahanya sebagai simbol turunnya hujan.
Nasrul dan Rian kemudian membawakan cerita Menghilangkan Kebiasaan Buruk. Tingkah polah si Kera dan si Kelinci ini sempat mengundang tawa para anak-anak. Sebuah cerita dengan menggunakan boneka kemudian dibawakan oleh Ibu Tety dan Rika.

Cerita Conejito ini mengundang anak-anak untuk ikut serta bernyanyi bersama para tokohnya. Sebagai cerita terakhir Devina membawakan cerita Kancil dan Kura-kura. Cerita ini dibawakan dengan dua cara. Pertama dengan menggunakan wall hanging. Devina menceritakan cerita ini secara singkat sesuai panel dalam wall hanging. Lalu yang kedua kami menggunakan stick puppet yang berisi tokoh hewan yang ada dalam cerita dan mengundang anak-anak untuk turut serta berperan dalam cerita. Untuk supaya cerita dapat tetap berjalan, Devina tetap menjadi narator dan Nasrul memegang stick Kancil dan Kura-kura sebagai tokoh utama, sedangkan stick Harimau dipegang oleh Rian.

Anak-anak tampak senang dengan kegiatan ini karena mereka dapat menjadi bagian dalam cerita. Derai tawa juga menyertai percakapan antara stick Harimau dengan hewan lain yang dipegang oleh anak-anak. Tidak hanya anak-anak yang berada di depan yang bernyanyi sesuai cerita, anak-anak yang lain pun ikut bernyanyi pula.

Acara untuk anak-anak di Kampung Belajar ini kemudian ditutup dengan menyanyikan kembali lagu Aku Suka Membaca sekedar untuk mengingatkan kembali bahwa untuk menjadi pandai kita harus suka membaca dan salah satu sarana tempat menemukan buku-buku tersebut adalah di perpustakaan Kampung Belajar.
Perpustakaan Kampung Belajar yang dikelola oleh Tepas Institute adalah salah satu dari banyak perpustakaan di Indonesia dibawah binaan dan dibantu oleh Murti Bunanta Foundation dan Kelompok Pencinta Bacaan Anak. (Devina Erlita)

 
  • November 9, 2009
  • News

Comments are closed.


×


×