Tim KPBA Bersama Margaret Read McDonald Mendongeng di Perpustakaan Yayasan Cinta Baca

Jumat, 20 Agustus 2010, merupakan hari terakhir tim KPBA berkeliling mendongeng di berbagai tempat bersama Margaret Read MacDonald dalam kunjungannya ke Indonesia tahun ini. Kali ini sebuah perpustakaan di daerah Bogor Baru, Jawa Barat, yang menjadi tujuan. Perpustakaan Yayasan Cinta Baca, itulah nama tempat yang akan kami kunjungi.

Selepas tengah hari, tim KPBA yang terdiri dari Ibu Murti Bunanta, Devina dan Dina bersama Margaret berangkat menuju Bogor. Pukul 3 sore acara mendongeng akan dimulai. Ketika kami tiba anak-anak yang akan mendengarkan dongeng belum datang. Masih ada waktu kami berbincang-bincang dengan Pak Arison Hasibuan, penanggung jawab pelaksana perpustakaan, sembari kami melihat-lihat koleksi buku di dalamnya.

Perpustakaan Yayasan Cinta Baca adalah sebuah organisasi nirlaba yang mengelola perpustakaan untuk umum, berupa Perpustakaan Kota, Taman Baca dan Pos Baca yang tersebar di 7 Propinsi di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Koleksinya mencakup buku anak-remaja dan dewasa. Selain buku, perpustakaan ini juga menyediakan fasilitas komputer yang dapat digunakan oleh pengunjung sekaligus sebagai learning center.

Menjelang pukul 3 sore, satu persatu anak datang didampingi orang tuanya. Agak berbeda dengan hari-hari sebelumnya, kali ini peserta dongeng kebanyakan berusia 4-7 tahun. Setelah acara mendongeng dibuka oleh Ibu Dian, staf perpustakaan, Margaret memulainya dengan sebuah cerita dari Hungaria, “The Little Rooster and The Diamond Button”. Cerita ini dibawakan oleh Margaret didampingi oleh Devina.

Cerita kedua adalah “The Fat Cat”, cerita rakyat dari Denmark. Masih dengan cara membacakan buku, kali ini Margaret didampingi oleh Dina. Kisahnya tentang kucing yang selalu lapar meskipun sudah menelan banyak. Sampai akhirnya si kucing kena batunya. Lapar bukan alasan bertindak serakah. Dalam kedua ceritanya ini Margaret menggunakan buku sehingga, selain menirukan kata-kata dan gerakan, anak-anak juga dapat menikmati ilustrasi warna-warni di dalamnya.

Setelah cerita si kucing dari Denmark itu, Ibu Murti melanjutkan acara dengan cerita kucing dari Indonesia. “Anak Kucing yang Manja”, sebuah cerita rakyat dari Sumatera Utara. Kali ini Dina dan Devina melakukan tandem. Dina berperan sebagai anak kucing dan Devina berperan sebagai ibunya serta tokoh-tokoh lain yang sempat diminta oleh si kucing untuk menjadi ibunya. Akhirnya acara ditutup dengan sebuah cerita yang berjudul “The Squeaky Door”. Kisahnya tentang seorang cucu yang menjerit tiap kali nenek menutup pintu kamar. Sebelum mulai, Margaret meminta anak-anak memperagakan gerakan menangis. Anak yang paling keras tangisannya diajak berperan sebagai cucu. Selanjutnya berturut-turut anak-anak tampil ke depan memerankan binatang-binatang.

Tanpa terasa satu jam lebih sudah berlalu. Cerita telah mengajak anak-anak berkeliling dunia, menikmati kisah-kisah dari berbagai tempat. Saat acara berakhir, hujan di luar mengguyur lebat, namun senyum di wajah anak-anak sore itu membuat kami merasa puas telah berbagi cerita bersama mereka.

Inilah penutup yang manis bagi program seminggu bercerita KPBA di bulan Agustus, bulan di mana kita semua merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Di bulan ini KPBA memerdekakan imajinasi anak-anak, berpetualang ke berbagai negara. Cerita membuat anak memahami orang lain, dirinya dan masalah umat manusia. (Dina Tuasuun dan Dr. Murti Bunanta)

 

Comments are closed.


×


×