Setelah dua tahun berlalu sejak Festival Bercerita Asean 2008, tahun ini KPBA kembali menyelenggarakan festival bercerita. Inilah festival bercerita yang ke-9 yang rutin diadakan oleh KPBA tiap dua tahun sekali. Festival Bercerita IX ini berlangsung berkat kerjasama KPBA dengan Indonesian Board on Books for Young People (INABBY), Grasindo dan Bentara Budaya Jakarta, serta didukung oleh PT Mandiri Manajemen Investasi. Acara berlangsung pada tanggal 11-14 November 2010 di Bentara Budaya Jakarta.
Kali ini tema yang diangkat adalah “Merayakan Bahasa Indonesia dan Keragaman Budaya Nusantara”. Di tengah maraknya penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak diajak untuk bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa yang mempersatukan. Mereka pun diharapkan dapat mengenal negerinya yang kaya akan keragaman budaya.
Rangkaian kegiatan festival diawali dengan pelatihan bercerita untuk para guru yang dipimpin oleh Ibu Murti Bunanta selaku Ketua KPBA. Pelatihan ini diadakan pada hari Kamis, 11 November pukul 9.00-12.00. Siang harinya acara dilanjutkan dengan pembukaan festival.
Peserta pelatihan datang dari berbagai daerah, mulai dari Maluku, Maluku Utara, Pamekasan, Cilacap, Banten, Lampung, Bandung, dan Jakarta. Selain guru PAUD yang diutus oleh Direktorat PAUD Kemendiknas, berbagai sekolah dan yayasan juga mengirimkan perwakilannya. Mereka mendapat bekal keterampilan bercerita dengan menggunakan buku dan menggunakan berbagai alat peraga, juga berlatih mengolah cerita sesuai usia anak didik dan mengkaitkannya dengan kurikulum pelajaran. Para peserta juga diminta untuk menyaksikan secara langsung pementasan cerita rakyat.
Acara festival dibuka oleh Prof.Dr.Fasli Jalal selaku Wakil Menteri Pendidikan Nasional dengan membacakan cerita rakyat dari Papua. Tak ketinggalan, Presiden Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi, Bapak Abiprayadi Riyanto serta Bapak Stefan Rozkopal (Duta Besar Slovakia) membacakan buku cerita rakyat dari Sumatera Utara dan Jawa.
Dari Anak TK sampai Anak SMA
Sepanjang kegiatan festival, tampak antusiasme dan kreativitas dari para pementas. Selama empat hari berturut-turut para penonton disuguhi berbagai pementasan cerita rakyat dari berbagai penjuru nusantara. Yang tampil bukan hanya anak-anak dari sekolah dan sanggar, melainkan juga guru dan keluarga, yaitu keluarga Harun Simarmata dan Dina, serta putra mereka Raka. Juga keluarga Mayong Suryolaksono bersama istrinya, Nurul Arifin, dan putri sulungnya, Maura. Bima Anggara bersama ibunya, Wulan Dewi dan Jasmine Wirawan dari Surabaya bersama ayah ibunya. Ini menunjukkan bahwa fungsi mendongeng juga akan mempererat hubungan keluarga. Tak kalah menarik penampilan Adam yang dibantu oleh ayahnya.
Sekolah yang ikut mengisi acara berasal dari berbagai jenjang, mulai dari TK-SMA. Dengan persiapan matang, siapa pun dari anak-anak yang masih berusia balita sampai para siswa SMP dan SMA yang telah beranjak dewasa tampil memukau. Mereka sendiri pun menghayati peran dan menikmati pementasan yang ditampilkan.
Sekolah yang ikut mengisi acara berasal dari berbagai jenjang, mulai dari TK-SMA. Dengan persiapan matang, siapa pun dari anak-anak yang masih berusia balita sampai para siswa SMP dan SMA yang telah beranjak dewasa tampil memukau dan mereka sendiri pun menikmati pementasan yang ditampilkan.
Pementasan tidak hanya diiringi musik barat, tetapi juga musik tradisional, misalnya angklung, dan musik pop lainnya. Kreativitas juga banyak ditunjukkan oleh para pementas mulai dengan menggunakan gelas plastik sebagai media alat-alat musik, dekorasi yang artistik dengan bahan ekonomis, juga kostum yang serasi.
Wayang Beber dan Dongeng Gambar Pak Raden
Tidak ketinggalan, KPBA menampilkan cerita rakyat dengan wayang beber. Metode bercerita dengan wayang beber adalah warisan budaya Indonesia yang nyaris terlupakan. Pada masa lalu, sang Dalang menceritakan kisah wayang yang dilukis pada selembar kertas atau kain yang terdiri dari beberapa adegan. Pada saat pagelaran, bagian gambar yang menampilkan adegan lakon itu dibuka dari gulungkan (dibeberkan). KPBA mengadaptasi metode ini dengan menampilkan cerita rakyat Si Kecil dari Sulawesi Selatan.
Lain lagi gaya Pak Raden, yaitu mendongeng sambil menggambar di whiteboard. Kemampuan Pak Raden ini juga terbilang langka dan jarang dimiliki oleh pendongeng lainnya.
Festival Bercerita KPBA IX telah terlaksana. Dalam festival kali ini baik penonton maupun pementas bersama-sama merayakan bahasa Indonesia dan keragaman budaya nusantara yang kaya dan membanggakan. Nilai keragaman inilah yang hendak ditanamkan ke dalam benak para peserta dan penonton festival bercerita. Diharapkan melalui cerita rakyat, baik dalam bentuk cerita tulisan, lisan ataupun drama, kita semua khususnya anak-anak Indonesia semakin mencintai dan bangga akan keIndonesiaan kita yang beragam, berbeda-beda tapi satu. Hal lain yang perlu dicatat adalah KPBA dengan dukungan dukungan sponsor dapat memberikan 45 paket buku kepada sekolah yang tampil dan PAUD dari berbagai daerah. Selain itu yang membanggakan adalah semua anak-anak yang berpentas membawakan cerita dalam bahasa Indonesia yang sangat tertib, tidak terkecuali. (Ika Anggraeni dan Dina Tuasuun)
Comments are closed.