Kecintaan saya kepada anak-anak dan perhatian serta sekaligus keprihatinan saya pada dunia bacaan anak-anak di Indonesia membuat saya mencetuskan gagasan tentang penting dan perlunya dibentuk suatu wadah yang menghimpun siapa saja yang menaruh perhatian, merasa berkewajiban dan mau ikut berpartisipasi membina dan memajukan bacaan anak-anak Indonesia. Berbagai pokok pikiran dan permasalahan yang saya tuangkan dalam sebuah artikel berjudul : “Kalau Belum Terlambat, Mengapa Tidak Sekarang ? Kita butuh Kelompok Pencinta Bacaan Anak”, dimuat diharian Kompas, 28 September 1987.
Mungkin saja ketika pertama kali gagasan ini dicetuskan, banyak orang menganggapnya sebagai suatu mimpi atau angan-angan yang terlalu muluk, tetapi nyatanya wadah ini dapat dan sudah terbentuk berkat dukungan para peminat, pemerhati dan pencinta anak dan bacaannya yang dengan sukarela mau membantu secara nyata. Wadah yang mengambil nama Kelompok Pencinta Bacaan Anak ini telah bekerja secara intens, terarah dan teroraninisir dengan baik serta professional. Terbukti Kelompok Pencinta Bacaan Anak sekarang ini tidak saja hanya memusatkan perhatian dan kegiatannya ke dalam negeri saja, tetapi juga menjalin hubungan dan kerjasama internasional dan mempromosikan bacaan anak Indonesia ke luar negeri.
Harus Ada yang Memulai Sebelum wadah ini terwujud, kerisauan dari beberapa orang mengenai dunia bacaan anak-anak kita telah diutarakan dan dibicarakan, tetapi tak ada kelanjutan, cukup begitu saja asal orang telah mendengar, membaca dan membicarakannya. Rupanya kerisauan ini cukup terpuaskan hanya dengan membicarakannya saja. Demikianlah nasib anak-anak dan bacaannya sebelum terwujudnya Kelompok Pencinta Bacaan Anak.
Karena itulah saya mengambil prakarsa untuk menciptakan suatu wadah dan membentuk suatu Kelompok Pencinta Bacaan Anak yang para pengurus dan angota-anggotanya memang tulus bertujuan ikut memberikan sumbangan pikiran dan usaha ke arah memajukan dunia bacaan anak-anak Indonesia. Kelompok ini bisa terdiri dari siapa saja yang berminat untuk berpartisipasi seperti orang tua, guru, pustakawan, pengarang, editor, ilustrator, penerbit, peneliti, pangamat, pendidik, cendekiawan, dan sebagainya. Pokoknya, siapa saja yang merasa berkewajiban dan mau ikut membina dan memajukan dunia bacaan anak-anak di Indonesia.
Melihat kenyataan bahwa bacaan anak-anak belumlah termasuk skala prioritas pemerintah, maka saya berpikir mengapa bukan masyarakat sendiri saja dulu yang mulai membantu pemerintah untuk memikirkan dunia bacaan anak-anak kita ? Masyarakat sendirilah yang harus memulainya. Pokok-pokok pikiran semacam inilah yang melandasi tekad saya untuk berjuang dalam bidang bacaan anak yang belum banyak disentuh orang. Kerisauan-kerisauan yang dulunya terpuaskan hanya dengan membicarakan, tak dapat kita biarkan berlarut-larut. Membicarakan saja tidak cukup, suatu usaha nyata harus dikerjakan.
Kelompok Pencinta Bacaan Anak
Mungkin saja ada orang yang tak mau mengakui prakarsa dan sumbangan K.P.B.A bagi kemajuan dunia bacaan anak di Indonesia, tetapi nyatanya sejak K.P.B.A terbentuk, perhatian masyarakat pada bacaan anak tergugah dan meningkat. Patut dicata pula perhatian media massa yang begitu besar pada kegiatan K.P.B.A. Semua kegiatan KPBA selalu menjadi bahan liputan dari sejumlah besar media massa di Indonesia, tidak saja yang dari ibukota, tetapi juga dari daerah.
Bila dulu hanya sekali-kali saja terdengar adanya seminar dan lokakarya, sekarang ini K.P.B.A banyak mengadakan berbagai seminar, lokakarya, diskusi dan acara untuk anak bekerjasama dengan instansi pemerintah serta swasta, baik dalam maupun dalam negeri, pusat kebudayaan, perwakilan negara sahabat, dan lain-lain.
Semua hal ini menandakan bahwa keberadaan Kelompok Pencinta Bacaan Anak diakui oleh berbagai pihak dan dipandang sebagai suatu kelompok/organisasi yang memang bekerja dan berjuang untuk kepentingan masyarakat luas serta dirasakan manfaatnya.
Malahan dengan adanya KPBA kita telah mampu menyelenggarakan seminar dan lokakarya yang bersifat internasional dengan mengundang pembicara luar negeri dan diikuti juga oleh peserta luar negeri. Seminar internasional belum pernah diselenggarakan sebelumnya dalam sejarah bacaan anak Indonesia. Mengadakan kongres dunia pun bukanlah hal yang tidak mungkin bagi KPBA.
Kelompok Pencinta Bacaan Anak adalah wadah yang independen, bersifat swasta sosial dan non profit Selain itu KPBA terbuka untuk sebanyak mungkin orang yang menaruh minat pada bacaan anak dan mencintai anak-anak serta dengan tulus mau mebantu KPBA tanpa memikirkan mencari untung bagi diri sendiri. KPBA dibentuk bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk kepentingan masyarakat luas, bangsa dan negara. KPBA dapat dan sudah menjadi badan penengah dan memberi saran atau bimbingan terutama bagi semua pihak yang terlibat dalam pengadaan bacaan anak : pengarang, ilustrator, editor, penerbit, dan instansi pemerintah.
Kelompok Pencinta Bacaan Anak akan terus menerus berusaha untu meyakinkan semua pihak untuk hanya memberikan buku-buku yang terbaik bagi anak-anak, buku-buku bermutu, buku-buku yang memberikan mereka hiburan dan bukan tekanan, indoktrinasi atau pun slogan. Semua pihak seharusnya mulai sadar dan mau bahu membahu membantu KPBA untuk meniadakan atau paling tidak mengurangi penerbitan buku yang tidak bermutu, yang dibuat asal jadi saja tanpa penelitian mendalam dan dibuat tanpa rasa cinta dan tanggung jawab pada anak-anak serta hanya didasari atas pertimbangan komersial saja.
Harapan KPBA
Rasanya tak dapat dipungkiri besarnya peranan dan sumbangan KPBA pada dunia bacaan anak-anak Indonesia. Jerih payah dan usaha-usaha KPBA ini tentu tak mungkin akan dihapus dan terhapus dari perjalanan sejarah bacaan anak-anak Indonesia.
Adalah hal yang wajar bila usaha-usaha KPBA ini seharusnya didukung oleh berbagai pihak, baik yang terlibat langsung maupun tidak dalam hal pengadaan dan pembinaan bacaan anak. KPBA berharap bahwa suatu hari kelak bacaan anak Indonesia mendapat pengakuan di khasanah dunia bacaan anak internasional dan mampu menjadi bagian dari sastra anak-anak dunia. KPBA juga mengharapkan suatu hari kelak Indonesia mempunyai pusat dokumentasi bacaan anak yang dapat memberi sumbangan pada penelitian mengenai bacaan anak.
Hal ini sebetulnya dengan mudah dapat tercapai, bila saja para pengusaha dan dermawan lainnya mau berpartisipasi. Pendirian suatu pusat dokumentasi adalah merupakan tanggung jawab nasional dan memerlukan bantuan dan perhatian masyarakat dan pemerintah.
Mudah-mudahan tiba saatnya kita mempu menyediakan kemudahan bagi anak-anak dan remaja untuk mendapatkan bacaan yang dibutuhkan dan disenanginya, melalui perpustakaan keluarga, perpustakaan sekolah, perpustakaan RT, perpustakaan RW, perpustakaan kampung, perpustakaan desa, perpustakaan kecamatan, perpustakaan kabupaten, perpustakaan wilayah, perpustakaan keliling. Pokoknya dimana saja di kota maupun di pelosok.
Semoga usaha KPBA ini dihargai, dirasakan dan didukung oleh semua orang yang merasa mencintai anak-anak, yang tergugah dan mau ikut bertanggungjawab atas kemajuan dunia bacaan anak-anak kita.
Jakarta, Desember 1991
Recent Comments