Pada hari Jumat tanggal 8 Februari 2008, KPBA Mengundang beberapa media massa untuk mengirim wartawannya mengikuti pelatihan mendongeng yang diselenggarakan di kantor KPBA yang terletak di jalan Arteri Permata Hijau. Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan bekal kepada wartawan berupa pengetahuan dan keterampilan mendongeng sebagai terapi pemulihan trauma anak. Dengan begitu, wartawan sebagai orang-orang yang selalu datang paling awal untuk meliput di daerah konflik, bencana alam, dan lain-lain dapat sekaligus memberikan terapi cerita dan terapi baca untuk membantu memulihkan trauma anak-anak secepat mungkin sebelum menunggu kelompok lain datang.
Pelatihan setengah hari ini diikuti oleh beberapa wartawan dari berbagai media massa, antara lain dari Kompas, Harian Suara Pembaruan, Harian Media Indonesia, Koran Tempo, Investor Daily dan Majalah GATRA. Pemberi materi pada pelatihan ini adalah Ketua KPBA, Dr. Murti Bunanta, Wakil Ketua KPBA, Ir. Tety Elida, MM., dan Drs. Agus A. Rahman. Materi pelatihan yang diberikan cukup sederhana disesuaikan dengan mobilitas wartawan sehingga dapat dipraktekkan dengan mudah kapan pun dan di mana pun.
Materi pertama adalah mendongeng dengan gerakan anggota badan saja, tanpa menggunakan alat peraga apa pun. Ada tiga cerita yang diajarkan yaitu Kera yang Menunda Pekerjaan, Dua Kambing di Satu Jembatan dan Membuang Kebisaan Buruk. Pada materi ini, gerakan badan sangat diutamakan sehingga dapat melibatkan banyak orang dan bersifat riang gembira.
Materi kedua adalah mendongeng dengan menggunakan alat peraga sederhana berupa kertas lipat berwarna, kertas HVS, dan tali. Dengan menggunakan kertas lipat berwarna, para peserta pelatihan diajarkan melipat bentuk berbagai binatang sambil bercerita. Selanjutnya, peserta diajarkan membawakan dongeng dengan cara melipat kertas HVS. Ada dua dongeng yang diajarkan dengan cara ini.Setelah itu, dua judul cerita dibawakan dengan menggunakan tali.
Materi ketiga adalah mendongeng dengan menggunakan gambar. Peserta pelatihan diajarkan untuk mendongeng sambil membuat gambar monyet. Materi keempat yang diajarkan adalah mendongeng dengan menggunakan buku cerita bergambar. Selain mendongeng, juga diajarkan bagaimana memilih buku yang baik, memegang buku yang baik, menyingkat cerita, dan membacakan buku kepada anak-anak.
Pada akhir setiap pemberian materi, para peserta pelatihan diajak untuk mencoba memperagakan sendiri bahan yang telah diajarkan. Pada awalnya beberapa peserta terlihat malu namun setelah mencoba mereka sangat antusias untuk tampil. Para rekan wartawan tampak bersungguh-sungguh belajar dan sangat menikmati acara ini. Gelak tawa dan canda terdengar sepanjang pelatihan.
Setelah pelatihan berakhir, semua peserta pelatihan diberi perlengkapan bercerita berupa buku dan berbagai alat peraga ringan sehingga setiap saat wartawan dapat memanfaatkannya sebagai sarana untuk terapi baca dan terapi cerita untuk meringankan trauma anak-anak.
Pelatihan ini direncanakan akan dilanjutkan di masa-masa mendatang bagi para wartawan lain yang berminat yang belum mendapatkan kesempatan.
Comments are closed.