Hari anak yang jatuh di bulan Juli tahun ini dirayakan KPBA di dalam dan luar kota Jakarta. Beberapa tempat kami kami kunjungi untuk memenuhi undangan teman dan sahabat KPBA, menjadikan Hari Anak tahun ini lebih berwarna.
Pesta Anak Rumah Dunia
Perayaan hari anak yang pertama kami hadiri adalah yang diselenggarakan di Rumah Dunia, Serang, Banten pada tanggal 11 Juli 2009. Komunitas yang dibangun oleh Gola Gong ini, penulis “Balada si Roy” tahun 80-an, mengadakan beragam lomba dan panggung hiburan untuk anak-anak layaknya perayaan kemerdekaan. Aneka kertas hiasan warna-warni dan balon yang tergantung ditengah pekarangan yang dikelilingi ruangan-ruangan perpustakaan menyambut kedatangan kami. Setelah sejenak beristirahat kami kemudian berbagi cerita dengan anak-anak yang ada disana dengan aneka cerita dari berbagai negara dan wilayah.

Kedatangan kami ke sana, selain untuk meramaikan Pesta Anak Rumah Dunia, KPBA juga ingin meresmikan motor keliling KPBA yang dioperasikan bersama Rumah Dunia. Kami senang mengetahui bahwa perpustakaan motor tersebut telah dijalankan dengan baik bahkan telah digunakan sebagai bagian program rutin Perputakaan Keliling (Pusling) Rumah Dunia. Pada kesempatan tersebut KPBA juga menyerahkan sejumlah sumbangan buku untuk menambah koleksi yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan Pusling tersebut.
Gebyar HAN Panti Nugraha

Pagi hari kami berkumpul dahulu di Rumah Pintar Panti Nugraha sebagai titik pusat acara. Di sana telah diadakan berbagai lomba untuk anak-anak, lalu kemudian dilanjutkan dengan acara peresmian perpustakaan dan penyerahan sumbangan buku dan satu wall hanging dari KPBA. Setelah itu baru dilanjutkan dengan acara dongeng dari tim KPBA. Kehadiran Pak Raden menambah keceriaan anak-anak. Sosok legenda satu ini tidak pernah habis mempesona semua generasi, baik para orang tua maupun anak-anak. Sebuah cerita boneka meluncur dari mulut berkumis Pak Raden, melepaskan rindu –terutama bagi para orang tua- pada tokoh dan karakter boneka Si Unyil. Lalu dilanjutkan dengan dramatisasi Kancil dan Kura-kura oleh tim KPBA serta ditutup dengan cerita boneka Conejito.
Selesai acara di Rumah Pintar, anggota KPBA dibagi menjadi dua tim untuk disebar ke dua RW berbeda, masing-masing di RW 03 dan RW 06. Di RW-RW tersebut ternyata telah disiapkan panggung dengan acara hampir sama seperti di pusat, yaitu aneka lomba, acara penyerahan hadiah, dan acara mendongeng. Setelah acara di masing-masing RW, tim KPBA kembali ke Rumah Pintar untuk berkumpul dulu sebelum menuju satu RW lagi di bilangan Cilandak. Karena keterbatasan waktu kami tidak bisa memenuhi permintaan dari Panti Nugraha untuk bisa mengisi dongeng di 9 RW. Akhirnya kami hanya mendongeng di 4 RW termasuk di Rumah Pintar.
RW terakhir yang kami kunjungi ternyata sangat mengharapkan kehadiran Pak Raden. Tapi karena faktor usia yang sudah lanjut Pak Raden tidak bisa ikut ke RW terakhir tersebut. Walau pun begitu, dari tim KPBA akhirnya dapat meyakinkan anak-anak yang awalnya sedikit kecewa dengan tidak hadirnya Pak Raden, bahwa cerita yang kami bawakan pun juga sangat menyenangkan dan menghibur. Dengan 3 cerita yang kami bawakan kami berbagi tawa,nyanyian, dan kisah dengan anak-anak tersebut.
Kampung Belajar, Padalarang

Ketika kami memasuki saung tersebut sekelompok anak tengah asyik dengan buku mereka masing-masing. Lalu kami pun memperkenalkan diri dan menghibur anak-anak tersebut dengan beberapa dongeng. Dongeng interaksi tampak mereka nikmati dan sebuah cerita dengan Kamishibai yang dibawakan ibu Murti menutup dongeng hari itu. Tapi sebelum berpisah dengan anak-anak Ibu Murti membagikan permen loli sebagai bagian dari cerita Kamishibai tadi dibawakan. Tak lupa sejumlah buku sumbangan untuk anak-anak di sana.
Kedatangan kami ternyata tidak hanya ditunggu oleh anak-anak, tapi Tepas Institute juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mengumpulkan ibu-ibu untuk mendengarkan sharing tentang bagaimana memanfaatkan buku yang baik bagi orang tua. Karena acara ini mendadak dan kami tidak menyiapkan apa-apa maka acara ini lebih banyak berupa tanya jawab setelah penjelasan singkat dari ibu Murti tentang pemanfaatan buku bagi orang tua. Ibu Murti juga mencontohkan bagaimana sebaiknya orang tua membacakan buku pada anak-anaknya, serta dua buah contoh dongeng dengan menggunakan kertas.
Tidak banyak yang dapat kami berikan kepada ibu-ibu tersebut pada hari itu karena keterbatasan waktu dan mendadaknya acara sharing tersebut. Walaupun singkat tapi ibu-ibu sangat antusias dan mengharapkan kedatngan KPBA lagi di kemudian hari. Kami pun sangat menanti dapat berkunjung ke perpustakaan Kampung Belajar yang berada di kota lainnya juga.
Lentera Anak Pelangi

Agus dan Rian yang mewakili KPBA hari itu membawakan dua buah cerita yang keduanya sama-sama mengajak interaksi anak-anak. Cerita yang dibawakan pertama adalah Petani dan Lobak. Anak-anak serta orang tua yang diajak ikut serta rupanya sangat menikmati acara ini. Suasana menjadi lebih cair karena anak-anak yang sangat antusias mengikuti cerita. Tapi ternyata cairnya suasana membuat anak-anak hilang kendali. Mereka berkeliaran di panggung dan keliling auditorium yang memang sangat luas. Akhirnya anak-anak berhasil dikumpulkan dan diajak bergabung dalam cerita dengan memegang alat peraga. Mereka berdialog menirukan ucapan Agus dan Rian. Anak-anak senang bisa menjadi peraga dongeng tampil dihadapan teman-teman lain dan orang tua mereka sendiri. Acara dongeng ditutup dengan nyanyi bersama anak-anak dan orang tua.
Hari Anak Nasional tahun ini memperkaya kami akan pengalaman dan kesempatan. Menambah kami akan sahabat dan pertemanan.
Comments are closed.