KPBA Mendongeng Berkeliling Panti-Panti Asuhan

Kegiatan ini sebetulnya tidak dirancang sebelumnya. Terjadi secara spontan setelah mengetahui adanya rencana kunjungan ke Panti Asuhan yang dirancang panitia dari Gereja Kathedral. Segera relawan direkrut cepat, yaitu: Dr. Murti Bunanta, Agus A. Rakhman, Debbie Sanier dan Dewi Realita. Semua secara spontan dan bersemangat bersedia bergabung. Tim kecil yang lintas agama ini dengan tulus ingin menghibur anak-anak. Selain itu, KPBA bermaksud memberi sumbangan buku untuk merintis perpustakaan Panti Asuhan yang dikunjungi serta menyebarkan cinta baca pada anak-anak Panti Asuhan.
(English version below)
Kunjungan dilaksanakan pada hari Senin, 29 Desember 2008 bertepatan dengan peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1430 Hijriah. Kegiatan tersebut adalah kegiatan amal menghibur dan membagikan hadiah dalam rangka Natal kepada anak-anak di beberapa Panti Asuhan (PA) yang tersebar di wilayah Jabodetabek. KPBA mempersiapkan dongeng-dongeng yang akan menyemarakan rangkaian acara.
Kunjungan pertama adalah ke PA Kasih Mandiri Bersinar yang berlokasi di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. PA Kasih Mandiri Bersinar yang dipimpin oleh Sr. Maria Alexa Yonsion, OP memiliki keunikan tersendiri. Mengasuh anak-anak jalanan dan anak-anak yatim piatu dengan berbagai latar belakang suku dan agama, para pengasuh memberikan kesempatan yang sama untuk setiap anak melakukan kegiatan harian termasuk ibadah menurut agama yang dianutnya. Dinding ruangan pun dihiasi gambar Ka’abah di sisi kanan dan gambar Yesus di sisi kiri.

Diawali dengan perkenalan oleh Ibu Murti Bunanta, Dewi dan Agus lalu menampilkan cerita “Kebiasaan Buruk”. Kemudian Debbie melanjutkan dengan cerita origami Kelinci. Persembahan dongeng dari KPBA ditutup oleh nyanyian Kelinciku bersama-sama seluruh peserta dan anak-anak panti. Ibu Murti kemudian menyumbangkan buku-buku cerita terbitan KPBA. Perjalanan pun dilanjutkan ke PA berikutnya setelah acara lainnya selesai.
Kemudian kami mengunjungi PA Desa Putra di daerah Depok. Perjalanan cukup jauh harus kami tempuh untuk mencapai daerah Desa Putra. Di sana kami menemui anak-anak panti yang sudah remaja dan jumlahnya hanya belasan anak. Sebagian besar anak-anak panti berlibur di rumah keluarga/kerabat selama musim libur panjang akhir tahun ini. Acara diisi penampilan lagu-lagu oleh anak-anak panti dan Leony. Mengingat anak-anak panti sudah remaja, panitia memutuskan KPBA tidak tampil mendongeng di sana, meski sebenarnya kami sudah mempersiapkan dongeng anak-anak usia remaja. Tapi kami tetap menerima maksud baik panitia, karena KPBA pada kesempatan ini bukan pemrakarsa.
Usai mengunjungi PA Desa Putra, kami melanjutkan kunjungan ke PA Pondok Si Boncel yang letaknya tidak jauh. Dibawah guyuran gerimis yang cukup deras, kami berjalan kaki menuju PA Pondok Si Boncel. Perjalanan melewati tepian Setu babakan yang cukup indah membuat kami melupakan lelah yang mulai terasa. Kami menunggu anak-anak bangun, mandi sore dan bersiap-siap terlebih dahulu. Waktu menunggu itu kami manfaatkan berkeliling panti dan melihat-lihat bagaimana kehidupan di sana. Kami juga menyiapkan boneka lipat origami Pinguin dan Kelinci sebanyak-banyaknya untuk dibagi-bagikan diakhir acara. Pondok Si Boncel adalah sebuah panti yang mengkhususkan pada pengasuhan anak-anak sejak usia bayi hingga usia 8 – 9 tahun. Menempati kompleks yang cukup luas, sarana yang tersedia di sana sangat memadai. Anak-anak itu dibesarkan dalam lingkungan yang nyaman, bersih dan sehat.

Setelah hampir 40 menit kami menunggu, tibalah saat yang dinantikan. Terlihat anak-anak itu berbaris rapi memasuki sebuah aula yang juga sudah dihias dengan nuansa Natal. Hampir 60 anak terlihat begitu ceria dan penuh semangat menyambut kedatangan kami. Mereka mengikuti setiap acara dengan antusias, termasuk ketika KPBA tampil menghibur dengan dongengnya. Ibu Murti membuka acara dongeng sambil mengenalkan boneka tangan berbentuk tikus. Ini adalah trik yang digunakan untuk membangkitkan minat dan memusatkan perhatian anak-anak pada cerita yang akan kami bawakan yaitu Mabella, si tikus Kecil yang Pandai. Awalnya cerita berjalan lancar dan menarik. Namun ketika tiba saat mengumpulkan barisan tikus-tikus, kejadian yang tak terduga terjadilah. Diawali ketika Agus merayu anak-anak untuk menjadi tikus-tikus kecil, mereka serentak berteriak, “. . .bohong, pembohong! Pembohong!” Mereka anak-anak yang cerdas dan dengan cepat menangkap maksud cerita bahwa si kucing yang merayu itu sebenarnya berbohong. Kejadian tak terbayangkan pun berlanjut ketika saatnya bagi Agus (si kucing) untuk memangsa tikus-tikus itu. Mereka berlarian tidak mau ditangkap. Serunya, yang tertangkap dan dikembalikan ke tempat duduknya, tiba-tiba mereka berlarian kembali ke barisan untuk bergabung kembali dengan teman-teman yang belum tertangkap. Agus berusaha untuk menggendoong setiap anak yang tertangkap, tapi kembali lagi mereka kabur ke dalam barisan tikus-tikus. Akhirnya Ibu Murti mencari akal untuk mengakhiri cerita dengan menyuruh semua anak-anak yang membentuk barisan tikus “kabur dari tangkapan si kucing”, sehingga anak-anak kembali ke tempat duduknya. Bagi kami, inilah akhir cerita Mabella versi baru.
Setelah itu KPBA menyerahkan sumbangan buku-buku cerita terbitan KPBA untuk merintis perpustakaan PA Pondok Si Boncel. Setelah acara KPBA, Leony mantan Trio Kwek-Kwek mengajak anak-anak bernyanyi. Sayang sekali KPBA terpaksa membatalkan rencana mengunjungi PA Chandra Naya karena acara mulur lebih dari 5 jam. KPBA berencana akan mengunjungi Panti Asuhan ini di kesempatan lain.

KPBA memang sudah biasa membaktikan diri bagi anak-anak, walaupun pada hari libur sekalipun.  Agus, seorang relawan aktif KPBA mengatakan, “Pengalaman hari itu memperkaya batin dan merindukan hari-hari seperti itu terulang kembali, someday somewhere.”  Sementara itu, Dewi mengatakan “Saya cukup senang bisa ambil bagian dan menghibur anak-anak Panti Asuhan.  Semoga di lain kesempatan, bisa terlibat lagi.”  Sedangkan bagi Debbie, “Semoga nanti kami juga bisa mengadakan acara KPBA is coming to Panti Asuhan.”  Bagi Ibu Murti, kerja KPBA tidak sia-sia, menghibur anak adalah “hati KPBA”.

 
  • December 30, 2008
  • News

Comments are closed.


×


×